📖 Bacaan: 15 menit | ✨ Hikmah Abadi untuk Kehidupan Modern
Prolog: Nabi yang Dinaikkan ke Martabat Tinggi
Nabi Idris AS adalah sosok misterius namun penuh inspirasi dalam sejarah Islam. Namanya disebutkan dua kali dalam Al-Qur’an, tetapi kisahnya sarat dengan pelajaran tentang keteguhan iman, kecerdasan, dan keajaiban ilahi. Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas kehidupan beliau mulai dari silsilah, mukjizat, hingga kisah-kisah langka yang jarang terungkap.
Siapakah Nabi Idris AS?
Nasab dan Tempat Kelahiran

Nabi Idris AS adalah keturunan keenam dari Nabi Adam AS, melalui garis keturunan Syits (Seth), putra Adam yang saleh. Silsilah lengkapnya adalah Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusy bin Syits bin Adam.
- Tempat Kelahiran: Terdapat perbedaan pendapat ulama. Sebagian menyebut beliau lahir di Babilonia (Irak), sementara lainnya meyakini Munaf (Memphis, Mesir) sebagai tanah kelahirannya. Al-Qur’an sendiri tidak menjelaskan detail ini, sehingga para sejarawan merujuk pada kitab-kitab tafsir dan riwayat.
- Masa Hidup: Diperkirakan hidup sekitar 4.533–4.188 SM, atau 1.000 tahun setelah wafatnya Nabi Adam AS. Uniknya, beliau sempat hidup berdampingan dengan Adam selama 308 tahun.
Nama dan Gelar
Nama “Idris” berasal dari kata Arab “darasa” (belajar), merujuk pada kegemarannya mempelajari suhuf (lembaran wahyu) Nabi Adam dan Syits. Gelar lain yang disematkan padanya adalah:
- Harmasu al-Haramisah (Ahli Perbintangan).
- Asad al-Asad (Singa dari Segala Singa), simbol keberanian.
- Dalam tradisi Yahudi dan Kristen, beliau dikenal sebagai Henokh (Enoch).
Mukjizat dan Kontribusi untuk Peradaban
Penerima Wahyu dan Penemu Ilmu Pengetahuan

Allah menganugerahi Nabi Idris AS 30 suhuf (lembaran wahyu) yang berisi petunjuk ketauhidan dan tata kehidupan. Beliau juga dikenal sebagai:
- Manusia Pertama yang Menulis dengan Pena.
- Penemu Teknik Menjahit Pakaian, menggantikan penggunaan kulit binatang.
- Ahli Astronomi dan Matematika, yang mengajarkan sistem kalender, navigasi bintang, dan perhitungan musim.
- Pembangun 188 Kota, termasuk kota Ar-Ruha yang termasyhur.
Pertemuan dengan Malaikat Izrail
Salah satu kisah menakjubkan adalah permintaan Nabi Idris untuk merasakan sakaratul maut. Dalam sebuah riwayat, Malaikat Izrail mengunjunginya dan mencabut nyawanya sejenak, lalu menghidupkannya kembali. Nabi Idris menggambarkan sakaratul maut seperti “kulit yang dikupas dari daging saat masih hidup”.
Perjalanan ke Surga dan Neraka
Setelah dihidupkan kembali, Nabi Idris meminta izin kepada Allah untuk melihat Neraka dan Surga. Dalam perjalanan ini, beliau menyaksikan siksa Neraka dan kenikmatan Surga. Namun, beliau “terjebak” di Surga setelah menyelinap masuk dengan alasan mengambil sandal yang tertinggal. Allah pun mengizinkannya tinggal di sana.
Dakwah dan Tantangan
Melawan Penyembahan Berhala
Nabi Idris diutus kepada keturunan Qabil (Kain) yang menyembah berhala Wud, Siwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr. Meski dakwahnya gigih, hanya segelintir orang yang mau mengikutinya. Saat kemarau panjang melanda sebagai hukuman Allah, beliau berdoa agar hujan turun namun kebanyakan kaumnya tetap ingkar.
Hijrah ke Mesir
Akibat penentangan kaumnya, Nabi Idris dan pengikutnya hijrah ke Mesir. Di sana, beliau membangun peradaban baru sambil terus mengajarkan tauhid. Salah satu pesannya yang terkenal adalah:
“Jangan iri pada orang yang diberi kemakmuran, karena nikmat mereka tak sebanding dengan akhirat.”.
Kisah Langka: Diangkat ke Langit ke Empat
Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad SAW bertemu Nabi Idris di langit keempat. Ini menguatkan riwayat bahwa Allah mengangkat beliau ke langit dalam keadaan hidup, mirip dengan Nabi Isa AS. Namun, sebagian ulama berpendapat beliau wafat di langit tersebut.
Debat Ulama tentang Kematiannya
- Pendapat 1: Idris diangkat hidup-hidup ke langit dan masih hidup di sana.
- Pendapat 2: Beliau wafat di langit keempat setelah Malaikat Izrail mencabut nyawanya.
Hikmah Abadi dari Kisah Nabi Idris
- Ilmu dan Iman Harus Seimbang
Kecerdasan Nabi Idris dalam sains tidak membuatnya lupa pada ibadah. Beliau membuktikan bahwa ilmu adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. - Kesabaran dalam Dakwah
Meski ditolak, beliau tak pernah putus asa. Ini mengajarkan kita untuk konsisten dalam menyuarakan kebenaran. - Kreativitas sebagai Ibadah
Penemuan pena dan teknik menjahit menunjukkan bahwa inovasi bisa menjadi sarana ibadah jika diniatkan untuk kebaikan umat. - Kematian adalah Kepastian
Pengalaman sakaratul maut yang dialaminya mengingatkan kita untuk selalu siap menghadapi akhirat.
Baca Juga: Nabi Adam: Kisah Penciptaan, Perjuangan, dan Kekuatan Taubat
Penutup: Warisan yang Tak Lekang Zaman
Nabi Idris AS meninggalkan warisan tak ternilai: integritas, kecerdasan, dan keteguhan hati. Kisahnya mengajarkan bahwa iman tanpa ilmu adalah lumpuh, dan ilmu tanpa iman adalah buta. Di era modern, semangat beliau relevan untuk dilestarikan terutama dalam menghadapi tantangan antara sains dan spiritualitas.
“Barangsiapa meneladani Idris, ia akan menemukan jalan cahaya di antara kegelapan.” — Kitab Qashash al-Anbiya.
Leave a Comment